1. Pengertian Budaya
Nasional
Budaya Nasional adalah gabungan dari
budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang
mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan
terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut.
Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat
menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang
bisa berlaku di semua daerah di Negara tersebut walaupun tidak semuanya dan
juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila sebagai
dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah
Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di
Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan
pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap
dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara
tersebut. Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya
yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada
Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan
semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan
realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan Nasional akan
mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dan di
lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermakna oleh seluruh
warga masyarakat Indonesia (Suseno; 1992).
Pembatasan atau perbedaan antara budaya nasional dan budaya lokal atau budaya daerah
menjadi sebuah penegasan untuk memilah mana yang disebut budaya nasional dan
budaya lokal baik dalam konteks ruang, waktu maupun masyarakat penganutnya.
2. Pengertian Budaya Internasional
Kebudayaan suatu
negara atau wilayah tidak terbentuk secara murni. Artinya, kebudayaanbukan
hanya merupakan hasil interaksi dalam masyarakat, namun juga telah terpengaruh
dan bercampur dengan unsur kebudayaan dari luar. Pengaruh budaya asing terjadi
pertama kali saat suatu bangsa berinteraksi dengan bangsa lain. Misalnya,
melalui perdagangan dan penjajahan. Dalam proses interaksi tersebut terjadi
saling memengaruhi unsur budaya antarbangsa. Pada awalnya, perhatian para
sarjana antropologi untuk memahami bagaimana unsur kebudayaan asing bisa masuk
ke Indonesia adalah melalui penelusuran sejarah mengenai kedatangan
bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang bertujuan untuk melakukan kolonisasi.
Pada masa kolonial Belanda diterapkan sistem administrasi, seperti kelurahan,
kawedanan, desa, dan dusun yang sampai sekarang masih tetap berlaku.
Pengaruh budaya asing lainnya yang bersifat positif adalah budaya baca tulis yang mulai diterapkan pada masyarakat di segala lapisan sosial. Budaya asing tidak harus selalu diartikan budaya yang berasal dari luar negeri, seperti budaya barat. Namun, tidak bisa disangkal bahwa budaya barat berupa makanan, mode, seni, dan iptek memang telah banyak memengaruhi budaya masyarakat di Indonesia. Pada abad ke- 20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia dapat terlihat melalui terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi terjadi penyebaran unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi.
Pengaruh budaya asing lainnya yang bersifat positif adalah budaya baca tulis yang mulai diterapkan pada masyarakat di segala lapisan sosial. Budaya asing tidak harus selalu diartikan budaya yang berasal dari luar negeri, seperti budaya barat. Namun, tidak bisa disangkal bahwa budaya barat berupa makanan, mode, seni, dan iptek memang telah banyak memengaruhi budaya masyarakat di Indonesia. Pada abad ke- 20 dan ke-21, pengaruh budaya asing di Indonesia dapat terlihat melalui terjadinya gejala globalisasi. Dalam proses globalisasi terjadi penyebaran unsur-unsur budaya asing dengan cepat melalui sarana teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi.
3. Cara Melestarikan
Kebudayaan Indonesia
1. Kenali kebudayaan Indonesia
Kalo ada pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’ ini berlaku
juga dalam kebudayaan. Buat sayang sama kebudayaan, pertama yang harus kita
lakukan adalah mengenal kebudayaan Indonesia yang seabrek. Caranya? Kita bisa
browsing di internet, baca buku, atau dateng ke tempat wisata/sanggar
kebudayaan.
2. Mengikuti kegiatan/event pelestarian budaya.
Sama kayak PDKT sama gebetan nih, habis kenal terus main ke
rumahnya atau ajak jalan. Nah kalo buat kebudayaan, setelah kita kenal sama
kebudayaan sekarang kita sering-sering deh main ke event-event kebudayaan atau
tampil di acara kesenian. Buat lebih akrab lagi, bisa juga kita jadi volunteer
di event itu. Selain ikut andil lebih banyak, kita juga punya kesempatan buat
kenalan sama senimannya. Bisa lebih kenal deh sama kebudayaan kita. Kalo kita
bisa punya kesempatan nampilin kebudayaan Indonesia, secara gak langsung kita
mempromosikannya ke khalayak. Semakin banyak yang liat bakal semakin dikenal
kebudayaan kita.
3. Mengajari penerus agar budaya kita tidak dimakan oleh
zaman.
Kalo udah kenal dan nekunin kebudayaan, jangan disimpen
sendiri ilmunya. Kita bisa ngajarin juga ke orang lain. Misalnya jadi guru tari
di sanggar atau jadi guide di museum kebudayaan. Jadi kita bisa nyebarin
kebudayaan kita ke orang lain. Siapa tau mereka juga ikut andil dalam
melestarikan kebudayaan bareng kita?
4. Tidak mudah terpengaruh dengan budaya asing.
Di era globalisasi sekarang ini kita gak mungkin nutup diri
akan kebudayaan luar. Semakin kita menutup diri malah semakin kita ketinggalan.
Nah untuk menerima kebudayaan luar tapi juga tetep ngejaga kebudayaan
Indonesia, kita perlu bikin filter. Jadi kebudayaan luar yang masuk kita
saring, terus ambil yang baik dan buang yang buruk. Gak perlu kita serap
semuanya. Dari yang baik itu kita bisa belajar dan mungkin aja bisa kita
kembangkan dengan kebudayaan kita. Dan suka kebudayaan luar itu boleh banget
asal tetep inget kalo kita punya kebudayaan yang gak kalah keren yang harus
kita kembangin.
Demikian lebih kurangnya beberapa cara yang dapat kita
lakukan dalam proses pelestarian budaya. Diawali dengan kesadaran dan aksi kita
sebagai generasi penerus bangsa untuk tetap bisa menjaga dan melestarikan
budaya kita sendiri. Yuk bareng-bareng kita jaga kebudayaan kita!
Wisatawan Dan Budaya Asing Yang Ada Di Bali
Pulau Bali secara
luas dikenal dengan keindahan alam dan budaya dan tentu saja obyek wisata
sebagai tujuan wisata. Para wisatawan yang berkunjung ke Bali sangat banyak,
mereka menikmati obyek-obyek wisata yang ada di Bali.
Selain sebagai daerah tujuan
wisata, Bali bisa dikatakan sebagai ‘one stop shopping’ untuk sektor bisnis
pariwisata, karena dengan hanya mengunjungi satu pulau, wisatawan bisa melihat
banyak tempat dengan tema yang berbeda, baik itu alam, agama, budaya, atau
modern. Pantai Bali juga terkenal dengan keindahan pantai
dan gelombangnya, di mana wisatawan dapat melakukan kegiatan olahraga air
seperti berselancar, menyelam, snorkeling, berenang atau sekedar berjemur.
Pantai Kuta dan Uluwatu menawarkan pesona
gelombang airnya untuk melakukan surfing. Pantai Tulamben sangat cocok untuk
penyelam pemula, yang ingin mencoba atau baru pertama kali menyelam untuk
melihat kehidupan bawah laut ikan dan jenis terumbu karang, serta bangkai kapal
perang Amerika. Pantai Bali dipenuhi
dengan biota laut dan terumbu karang ekosistem yang dapat dinikmati secara
langsung ketika Anda menyelam di dalamnya. Pantai
Sanur, Nusa
Penida, danpulau
Menjangan merupakan
tempat terkenal untuk melakukan penyelaman dengan dive site yang beraneka ragam
pilihan untuk kelas pemula sampai yang profesional, sementara Nusa Penida, Padang Baidan
Amed merupakan tempat yang ideal untuk melakukan snorkeling.
Bagi pengunjung yang belum pernah melakukan olahraga air dan tidak
mempunyai peralatan dan perlengkapannya, tersedia tempat penyewaan peralatan
untuk olahraga air, seperti snorkeling, diving, dan surfing. Bali juga
menawarkan pelayanan instruktur terlatih untuk melakukan kegiatan olahraga air
tersebut.
Bagi Anda yang suka tantangan
olahraga alam bebas dan memacu adrenalin, Anda bisa melakukan bungee jumping
dan arung
jeram, Bali Treetop Adventure yang berada di Kebun Raya Eka Karya, Bedugul juga bisa menjadi obyek pariwisata Bali yang terbaik.
Bali juga dikenal sebagai Pulau
Dewata, karena memiliki begitu banyak pura. Kehidupan masyarakat beragama
sangat berpengaruh dalam semua aspek kehidupan mereka. Banyak juga pura yang
kemudian menjadi tujuan wisata Bali,
seperti yang dapat Anda temukan di Uluwatu dan Tanah Lot.
Pura
Tanah Lot terkenal
sebagai obyek wisata di Bali karena letaknya pura yang berada di atas batu
karang di laut dekat pantai. Batu karang tersebut terpisah dengan batu karang
yang lainnya dan bilamana air laut sedang pasang maka pura Tanah Lot terlihat
seperti mengapung karena dikelilingi oleh air laut yang berombak. Pura Tanah
Lot dibangun di atas batu karang seluas ± 3 are dan dapat dicapai dalam
beberapa menit dengan berjalan kaki, karena hanya berjarak sekitar 100 meter
dari tepi pantai. Bila air laut sedang surut, pada beberapa celah batu karang
di sekitar pura Tanah Lot terdapat beberapa ekor ular belang berwarna hitam
putih yang sangat jinak dan menurut penduduk setempat bahwa ular-ular tersebut
adalah milik dewata yang bertugas sebagai penjaga pura Tanah Lot. Menurut
informasi, di sekitar pura juga terdapat mata air tawar yang hanya dapat
terlihat bilamana air laut sedang surut.
Pura
Uluwatu adalah
Pura Hindu yang terletak di tepi tebing di bagian selatan semenanjung Bali.
Pura ini adalah salah satu Pura Sad Kahyangan di Bali (enam kelompok besar Pura
di Bali), terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung
atau sekitar 25 km di selatan Kota Denpasar. Pura ini terletak pada terumbu
karang, kira-kira sekitar 80 meter di atas permukaan laut. Terdapat pula hutan
kering kecil yang sering disebut Alas Kekeran (hutan larangan) yang merupakan
bagian dari Pura dan dihuni oleh banyak monyet dan hewan lainnya. Nama Uluwatu
adalah berasal dari kata Ulu yang berarti kepala dan Watu berarti batu. Oleh
karena itu Pura Uluwatu berarti Pura yang dibangun di ujung terumbu karang.
Daya tarik budaya di Bali yang menarik banyak wisatawan
adalahtari
Bali. Tari Kecak adalah salah satu tarian Bali yang
paling populer. Tarian Kecak bisa ditemukan di beberapa tempat di Bali, tapi
yang di Uluwatu adalah yang paling menarik untuk ditonton. Dimainkan oleh
puluhan laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu
menyerukan kata “cak” dan mengangkat kedua lengannya. Para penari yang duduk
melingkar mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang
mereka. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama
melawan Rahwana.
Selain terkenal dengan pantainya
yang indah, Seminyak Bali juga
merupakan salah satu pusat perbelanjaan terkenal di Bali. Wisata belanja di
sini sangat lengkap, mulai dari produk lokal seperti oleh-oleh khas Bali,
hingga produk impor dengan merek terkenal. Pusat perbelanjaan di daerah ini
terletak di sekitar Pantai Seminyak. Lokasi ini sangat strategis karena tepat
di jantung kawasan wisata Seminyak Bali. Barang yang dijual di sini sangat
beragam. Namun, mayoritas barang-barang yang dijual adalah berupa pakaian. Atau
Anda bisa mencari dan menawar dengan harga lebih murah murah di pasar seni Sukawati.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali semakin meningkat dari
waktu ke waktu. Meskipun pernah menurun begitu drastis (lebih dari 95%) setelah
tragedi bom Bali. Para turis yang datang ke Bali pada Januari 2012 meningkat
21,14% atau 253.286 orang, dibandingkan dengan Januari 2011. Kebanyakan dari
mereka adalah wisatawan dari Australia, Cina, Jepang, Taiwan, dan Malaysia.
Dibandingkan dengan wisatawan asing pada Desember 2011, wisatawan dari China,
Taiwan dan Korea Selatan meningkat secara signifikan.
Apa saja Budaya dan Seni di Pulau BALI.
Budaya dan Agama orang Bali adalah budaya agama Hindu Bali
yang unik,dimana agama Hindu Bali berbeda dari agama Hindu dari
India.Tritunggal agama Hindu Bali adalah dewa Brahma sang pencipta, Syiwa dewa
perusak dan Wisnu pemelihara, yang dipandang sebagai manifestasi dari Tuhan
Maha Sanghyang Widhi. Sedangkan dewa India lainnya seperti Ganesha ,Dewi
Saraswati sebagai dewi pengetahuan juga ada, di pulau Bali kita akan melihat
banyak tempat suci dan juga banyak dewa
dan roh yang unik . Budaya orang Bali sangat percaya pada alam gaib dan
kekuatan roh, yang mana sebagian besar kepercayaan mereka didasarkan pada hal
ini. Mereka percaya bahwa roh-roh yang baik tinggal di pegunungan dan hutan
sedangkan lautan merupakan tempat bagi
setan dan raksasa. Desa di Bali memiliki setidaknya tiga candi utama, yaitu:
(1) 'kuil asal' Pura Puseh, (2) Pura
Desa, atau kuil desa biasanya ditemukan di tengah, dan (3) Pura Dalem, atau
pura orang yang meninggal selaras dengan laut dan didedikasikan untuk roh-roh
orang mati. Selain dari 'PURA DESA', hampir setiap rumah memiliki pura atau
tempat suci sendiri. Beberapa candi besar, misalnya, Pura Goa Lawah,Pura
Uluwatu sedangkan Pura Besakih atau disebut juga ibu dari seluruh pura di BALI
terletak di lereng Gunung Agung, yang dinilai sangat penting bagi orang-orang
dari seluruh Bali untuk sembahyang ke
sana .
Persembahan merupakan hal yang penting dalam budaya
kehidupan Bali saat mereka menenangkan roh dan rasa syukur kepada Hyang Widhi
sehingga dengan demikian akan membawa kemakmuran dan kesehatan bagi seluruh keluarga. Setiap hari sebagai
rasa syukur kepada Tuhan ,dengan mempersembahkan (canang sari) berisi makanan ,
bunga, rokok dan uang, yang ditempatkan di tempat suci, di kuil-kuil,
rumah-rumah, di halaman luar dan toko-toko, dan bahkan di persimpangan jalan .
Upacara besar lain adalah kesempatan besar untuk
menyenangkan para dewa. Dalam budaya Bali para wanita menyiapkan sajian besar,
indah ditata, susunan piramida makanan, buah dan bunga di kepala mereka dimana
disaat lain para pria melakukan suatu pengorbanan darah melalui sabung ayam .
Ada tarian tradisional dan musik untuk para dewa yang diundang datang bergabung dalam perayaan. Upacara besar
biasanya sangat menarik dan meriah.
Buday dan seni Bali adalah titik pusat budaya ,seni dan
tradisi. Bali memiliki kapasitas alami untuk menyerap unsur-unsur budaya yang
berbeda dengan perpaduan budaya bali
sendiri, untuk menghasilkan tradisi budaya bali baru yang dinamis.
Selama bertahun-tahun, budaya dan seni Bali telah menjadi penerima banyak
pengaruh luar yaitu, Cina, Budha, India, Hindu, Jawa, dan yang terbaru, Barat.
Selama berabad-abad, seniman dan pengrajin di Bali bekerja di bawah adat,
budaya ,seni dan kepercayaan leluhur.
Umumnya para seniman tidak memiliki banyak ruang untuk
ekspresi pribadi, sebagai desain atau kreasi mereka mengikuti pedoman estetika
dan agama Hindu . Dengan kedatangan seniman Eropa pada awal abad ini, Budaya
dan seni Bali mulai berubah, dan seniman lokal mulai mengembangkan seni gaya
Bali masing-masing.
SENI &
SENITARI DI BALI
SENI LUKIS KAMASAN.
Sampai awal abad ini, bentuk seni lukisan yang dominan
adalah penggambaran epos Hindu oleh pelukis dan ilustrator disebut 'Sangging'.
Selain lukisan representasional besar, 'Sangging' juga diharapkan untuk
menghiasi segala sesuatu dari labu, altar kayu, kapal bambu, sandaran kepala
untuk kamar tidur pangeran dan khususnya untuk menggambarkan hiasan dinding
astrologi di atas kertas kulit atau kain.
Tidak sampai awal 1900-an yang mempengaruhi Barat mencapai
Bali. Penggunaan simbol Asia dalam karya, antara lain, Paul Gauguin, Toulouse
Lautrec dan Camille Pissaro, menciptakan sebuah tren baru untuk pelukis seni
dan Eropa Asia-dipengaruhi mulai bergerak ke Bali. ketenaran Ubud untuk seni
dapat ditelusuri kedatangan pelukis Jerman Walter Spies dan pelukis Belanda
Rudolf Bonnet.
Sekarang ada berbagai gaya seni yang berbeda, beberapa
diantaranya adalah: Ubud, Batuan, Keliki, Pengosekan dan Young Artists (banyak
dari Artis muda, pada waktu sekarang berumur lebih dari 70 tahun).
GAYA UBUD
Dipengaruhi oleh penggunaan materi Barat perspektif dan
kehidupan sehari-hari subjek, gaya Ubud adalah salah satu yang paling
'ekspresionis' dari semua sekolah seni Bali. Meskipun demikian, seni Ubud tetap
mempertahankan fitur tradisional, termasuk perhatian terhadap detail dan
karakter yang sangat bergaya.
GAYA BATUAN
Berbasis sangat Wayang , gaya seni ini merupakan
representasi kehidupan budaya Bali, seni dan budaya Bali mengisi setiap sudut dan celah dari kanvas.
GAYA KELIKI
Seni Keliki sangat mirip dengan Gaya Lama Batuan dengan satu
pengecualian yaitu ukuran ; 20cm sedangkan Keliki berukuran 15cm. Mereka berisi adegan karakter Rahwana
dan Mitos Ramayana terlibat dalam pertempuran, baik lawan jahat, pada latar
belakang jahat.
GAYA PENGOSEKAN
Dari desa ini, di pinggiran Ubud, sebuah gaya
baru bermunculan ,seni ukir batu yang terkonsentrasi pada hanya beberapa
komponen alami seperti burung, serangga, kupu-kupu dan tanaman.
SENI UKIR BATU
seni ukiran batu yang terutama digunakan untuk menghias kuil
dan istana. Ada sedikit perbedaan antara candi ikonografi dekorasi dan gedung-gedung
swasta. Gerbang yang merupakan garis pemisah antara dunia dalam dan luar dan
dengan demikian merupakan penerima dari beberapa ukiran batu yang paling
fantastis. di Bali ukiran batu adalah desa Batubulan, terletak di tengah antara
kota Denpasar dan Ubud.
SENI UKIRAN KAYU
Kayu ukiran, seperti seni ukiran batu, secara tradisional
telah ditampilkan sebagian besar dalam arsitektur kuil dan istana. Diukir rapi
setan dan makhluk mitos menghiasi pilar, panel pintu, dan daun jendela ambang
jendela dengan tujuan melindungi bangunan dari penyusup jahat. Adegan tokoh
legendaris ditempatkan dalam dekorasi bunga sehingga lebih harmonis dan
menyenangkan .
Dengan kedatangan pengaruh Barat, ukiran kayu mulai
mengembangkan ukiran yang lebih inovatif dan komersial. Desa-desa sehari penuh
mengkhususkan diri dalam memproduksi gaya pekerjaan tertentu. Desa Mas, dekat
Ubud, mungkin yang paling dikenal untuk ukiran atas sosok perempuan, Buddha,
karakter dari epik Hindu dan Topeng Wayang Wong tradisional dan masker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar